Kampanye identik dengan pencitraan. Berbagai macam orang dengan berbagai macam latar belakang mulai muncul dalam perbincangan masyarakat. Mereka berebut muncul dalam setiap kegiatan didalam kehidupan masyarakat untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.
Bentuk pencitraan bermacam-macam yaitu menmbuat agar mereka tampil baik dimata orang-orang. Salah satu mesin yang bekerja untuk mereka yaitu media massa. Media massa dibayar untuk meningkatkan popularitas orang orang yang berkepentingan. Tim-tim dibentuk untuk menyusupi forum internet, mengisi setiap komentar. Membalas komentar. Memperbaiki citra di media massa.
Di sini saya ingin memberikan contoh Pak Jokowi. Seorang pria kurus yang mendapat popularitas media begitu besar. Yang aneh.
Mengapa saya mengatakan aneh. Pak Jokowi selalu uncul dlam berbagai berita media massa. Semua kegiatannya diekspos besar-besaran. Gambar-gambar di close-up dari berbagai sisi. Kata-kata di buat untuk mengisi setiap celah kosong unutk menimbulkan sensasi besar Jokowi. dan itu pencitraan.
Salah satu contoh yang membuat saya tersenyum pada Pak Jokowi adalah berita Pak SBY mengucapkan "Sukses ya.!" saat peresmian rumah sakit pekerja.
http://www.okanews.com/8558/sambil-salaman-presiden-sby-ucapkan-sukses-ya-kepada-jokowi/
 
 Bahkan malu-malunya Pak Jokowi diekspos dengan sedemikian baiknya.

Tapi diantara pecitraan tersebut tentu muncul orang orang yang menduung dan menolak Pak Jokowi. Mulai dari mereka yang bekerja secara independen maupun tim yang dibayar.
Begitulah, pencitraan selalu menjadi mesin yang baik untuk meningkatkan popularitas seseorang dan alat yang kejam untuk emnghancurkan seseorang.



Dari Pengamat


John McMine
"Mohon maaf atas konten yang kurang menarik"

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top